Hujan di November

disanmalia
2 min readNov 22, 2024

--

Photo by sk from Pexels

Ada waktu-waktu semuanya terasa begitu gelap. Namun aku tak berhenti berjalan. Walau sesekali tersandung, tergugu, menangis, dan melamun. Tiba di satu titik yang aku sendiri tak yakin, tapi tetap ku sambangi.

Aku bertemu orang-orang baik, dengan segala keunikan mereka. Mengingatkan bahwa aku juga berharga. Rasanya seperti ada secercah harapan untukku. Seketika ku melupakan masa-masa kelamku, seolah-olah tak pernah ada.

Walau takut menyusup dalam dada, gundah akan terjerembab lagi, aku fokuskan cita pada syukurku. Sekalipun, aku jatuh lagi.. Kalaupun, kehangatan ini hanya sekelebat, aku tetap merayakannya.

Akan aku simpan dalam hati, jika hariku redup lagi. Memo bahwa aku juga layak menerima hal-hal baik.

Kemudian, ada kamu. Entah karena aku yang kesepian, atau memang perasaan ini ada saja. Menyenangkan bisa merasakan ‘kupu-kupu’ lagi di dada. Tak ku sangka bisa merona lagi karena seseorang.

Meski perasaan ini (kemungkinan besar) tak berbalas, aku bahagia mengenalmu. Andai kamu tahu, aku senang tiap kali berbincang denganmu. Meski tak banyak kesempatan dan waktu kita. Aku berterima kasih atas pertemanan sederhana ini.

Senyuman di aula, candaan saat menyeduh kopi, obrolan ketika melaju ke utara, bertukar pesan sesekali, hujan di bulan November.. aku mensyukuri semuanya.

Sesungguhnya, aku ingin tahu lebih jauh lagi tentangmu. Berharap kamu juga punya renjana yang sama terhadapku.

Namun, hujan November ini menyadarkanku, itu hanya harapan semu belaka.

Hidup harus terus berjalan. Ada kumpulan asa yang mesti ku perjuangkan. Aku percaya, masih banyak hal baik yang menantiku di depan. Juga berbagai hal indah lain yang membersamaiku saat ini.

Mungkin aku yang dulu, akan mengejarmu mati-matian. Untungnya, aku yang sekarang sudah mampu menyayangi diriku dengan lebih baik.

Aku tetapkan batas waktu, dan aku menyadari sudah saatnya aku mundur teratur. Kini ku pasrahkan semua rasaku pada Yang Maha Kuasa.

Ku ikhlaskan kamu. Aku putuskan berhenti menatapmu dari kejauhan.

Semoga kamu sehat-sehat selalu. Dan semoga aku bertemu dengan yang benar-benar sejati untukku.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

No responses yet

Write a response